Kuansing – informasipublik.co.id. Proyek pembangunan talut penahan longsor di Desa Kasang, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, menuai sorotan tajam. Proyek senilai Rp13 miliar dari anggaran 2025 yang digarap oleh PT. Donny Putra Mandiri itu diduga dikerjakan asal jadi dan tidak sesuai spesifikasi teknis.
Menurut pantauan Tim media ini dalam pelaksanaan proyek tersebut ditemukan penggunaan besi angker polos, padahal seharusnya digunakan besi angker ulir yang memiliki daya cengkeram lebih kuat terhadap struktur beton. Penggunaan material yang tidak sesuai standar ini dinilai rawan terhadap kerusakan bahkan berpotensi membahayakan pengguna jalan.
"Ini jelas pelanggaran. Pekerjaan ini diduga menyalahi spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan, dan bisa berujung pemborosan anggaran negara," tegas Ketua Gakorpan.
Tak hanya soal material, proyek ini juga disorot karena penimbunan dilakukan menggunakan tanah dari tebing di sisi depan proyek. Langkah ini dinilai sangat membahayakan, karena dapat menyebabkan longsor susulan akibat struktur tanah yang diganggu dan kehilangan penahan alami.
Tim media ini yang melakukan pemantauan di lokasi juga mendapati sejumlah pekerja yang tidak dilengkapi alat pelindung diri (APD), seperti helm, sepatu keselamatan, maupun rompi kerja. Ketiadaan alat keselamatan ini sangat berisiko dan melanggar standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PJN Wilayah 2 Riau, Hervin Haikal, ST., M.Sc., saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, tidak memberikan tanggapan terkait berbagai temuan di lapangan tersebut.
Proyek ini seharusnya menjadi langkah mitigasi bencana dan perlindungan infrastruktur jalan nasional, namun jika pengerjaannya dilakukan serampangan, bukan tidak mungkin justru menambah ancaman baru bagi masyarakat pengguna jalan. (Red)
Social Header